- seiring dengan berlalunya zaman
- sedikitnya ilmu
- banyaknya para penyeru (dai) yang mengajak kepada bid'ah dan penyimpangan
- merebaknya tasyabuh (meniru) orang-orang kafir, baik dalam masalah adat kebiasaan maupun ritual agama mereka
A. Perayaan bertepatan dengan kelahiran Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pada Bulan Rabi'ul Awal
Perayaan maulid Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam baru terjadi setelah abad ke empat Hijriyah, Imam Abu Ja'far Tajuddin berkata: "Saya tidak tahu bahwa perayaan ini mempunyai dasar dalam Kitab dan Sunnah, dan tidak ada pula keterangan yang dinukil bahwa hal tersebut pernah dilakukan oleh seorang dari para ulama yang merupakan panutan dalam beragama, yang sangat kuat dan berpegang teguh terhadap atsar (keterangan) generasi terdahulu. Perayaan itu tiada lain adalah bid'ah yang diada-adakan oleh orang-orang yang tidak punya pekerjaan dan merupakan tempat pelampiasan nafsu yang sangat dimanfaatkan oleh orang-orang yang hobi makan." (Risalatul Maurid fi Amalil Maulid)
Kecintaan dan penghormatan terhadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tercermin dalam meniru, mentaati dan mengikuti perintah beliau, menghidupkan sunnah beliau baik lahir maupun bathin dan menyebarkan agama yang dibawanya, serta memperjuangkannya dengan hati, tangan dan lisan.
B. Tabarruk (mengambil berkah) dari tempat-tempat tertentu, barang-barang peninggalan, dan dari orang-orang baik, yang hidup ataupun yang sudah meninggal
Tabarruk (mengharap berkah) dari makhluk merupakan salah satu bentuk dari watsaniyah (pengabdian terhadap makhluk) dan juga dijadikan jaringan bisnis untuk mendapatkan uang dari orang-orang awam.